Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Kasus Mafia Sepakbola Indonesia yang Pernah Terbongkar

Rezaeka615.blogspot.com Jakarta – Kasus match fixing atau pengaturan skor kini ramai diperbincangkan setelah salah satu acara tv bernama ”Mata Najwa” sukses mengungkap beberapa dalang di balik pengaturan skor yang terjadi di indonesia.

Seolah memiliki titik terang, kini Acara Mata Najwa yang bertemakan PSSI bisa apa? terus diminta oleh penggemar sepakbola Indonesia untuk terus mengangkat isu ini hingga beberapa jilid selanjutnya.
Masyarakat Indonesia pastinya berharap dengan terungkapnya kasus pengaturan skor akan membawa perkembangan pretasi untuk timnas kedepanya.
Jika kita melihat dalam sejarah, persepakbolaan Indonesia sebenarnya pernah menjadi “macan asia” di era 1956-1958 pada saat itu timnas kita mampu menahan Uni Soviet 0-0 di Olimpiade Melbourne 1956, atau gelar juara tiga di Asian Games 1958 dan mungkin ini adalah pretasi tertinggi persepakbolaan indonesia di ajang Internasional.
Namun dengan pretasi timnas kita tersebut bukan berarti persepakbolaan Indonesia bersih begitu saja dari kasus mafia dan lain-lain. Meski isu kasus mafia berkembang namun nyatanya kita pernah berhasil membongkar kasus mafia dan berikut ceritanya, berikut ulasanya yang dilansir dari Panditfootball.
Skandal Senayan 1962, 10 Pemain Terlibat
Diawali dengan kasus skandal Senayan yang melibatkan 10 Pemain Timnas. Skandal Senayan 1962 adalah drama yang menggambarkan boroknya sepakbola Indonesia. Skandal ini seperti menjadi titik kulminasi dari judi “totalisator negara” yang mendarah daging di penggila bola.
Bukan hanya bagi sejarah timnas Indonesia, Skandal Senayan 1962 juga menjadi aib kelam bagi Persib Bandung, PSM Makassar dan Persebaya Surabaya. Bagaimana tidak, enam pemain Persib, 3 pemain PSM dan satu pemain Persebaya yang kerap jadi pilihan utama pelatih Toni Pogacnik dinyatakan menerima suap dan terlibat dalam pengaturan skor.
Skandal Senayan 1962 ini memuat banyak sekali drama dan cerita menarik. Sebuah kisah regenerasi timnas yang dipaksakan sampai menyangkut urusan politik olahraga yang banyak ditentukan ayunan bandulnya oleh Soekarno yang otoriter.
Terbongkar Jelang Asian Games 1962
Di awal Februari 1962, pencinta sepak bola Indonesia tengah berdebar-debar menunggu hari Senin, 19 Februari 1962, momen di mana timnas Indonesia akan bertanding melawan tim All Star Vietnam Selatan di Stadion Ikada Jakarta.
Gosip pemain timnas yang ditangkap karena diduga mengatur skor sudah menyebar di mana-mana. Kebenaran isu itu hanya bisa dilihat dari starting eleven yang dipasang Toni Pogacnik saat menghadapi Vietnam. Dalam daftar starting line-up, tidak ada nama-nama tenar yang sebelumnya menjadi langganan timnas. Karena itulah para penonton yang hadir di Stadion Ikada saat itu mengerti bahwa rumor itu benar adanya.
Kondisi ini, menurut RAF, menjadi faktor yang menghambat persepakbolaan nasional. Di satu pihak ada yang ingin melakukan olahraga dengan idealisme murni, di lain pihak ingin melenyapkan idealisme itu dan menganggap olahraga adalah melulu soal keuntungan duit. Bahaya terbesarnya adalah para pemain pun tergoda untuk menjadi bagian dari pengaturan skor, terlebih saat itu penghasilan sebagai pemain bola masih jauh dibandingkan dengan sekarang.
Pengakuan Rukma, pemain Persib dan langganan utama tim nasional di akhir era 1950an sampai 1960-an [selalu jadi starter di era Pogacnik], bisa menggambarkan hal ini. Dalam wawancara dengan kami, Rukma mengakui bahwa di zaman itu sangat biasa para pemain ikut memasang taruhan di Judi Toto. Anda bisa mengira sendiri betapa berbahayanya seorang pemain ikut memasang taruhan Judi Toto di pertandingan yang dia sendiri ikut bermain di dalamnya.
Di dekade 1950an itu, ketika Judi Toto sedang memuncak pengaruhnya, banyak sekali laporan surat kaleng yang menuliskan data dan informasi mengenai pemain yang terkena suap. Para pengurus klub sudah biasa menerima surat-surat kaleng seperti ini. Sayang laporan itu tak pernah ditindaklanjuti karena minimnya bukti otentik dan pengirim yang anonymous.
Di dekade ini, kendati isu mafia pengaturan skor sudah merajalela, namun pemberitaan mengenai isu ini tidak sering muncul di surat kabar. Artikel RAF yang dikutip di atas pun muncul dalam sebuah buku, bukan surat kabar.
Kondisi itu sedikit berubah saat Indonesia memasuki Demokrasi Terpimpin pada tahun 1959, saat Soekarno mulai mendominasi kekuasaan. Sebuah tragedi kelam dalam sejarah sepakbola Indonesia, saat Indonesia sedang getol-getolnya mengampanyekan nasionalisme dan patriotisme, muncul menjelang Asian Games 1962. Itulah kali pertama isu mafia pengaturan skor berhasil diungkap dan dibuktikan.

Posting Komentar untuk "Sejarah Kasus Mafia Sepakbola Indonesia yang Pernah Terbongkar"