TUGAS PUBLIC SPEAKING
PUBLIC SPEAKING
Berbicara di
depan umum adalah suatu aktivitas yang di lakukan seseorang dengan
keterampilannya dalam menyampaikan informasi kepada khalayak umum.
Ini menurut
saya...
Tapi sebelum
lebih lanjut kita bahas sejarahnya dulu..
. Sejarah
Public
speaking mungkin adalah cikal bakal ilmu marketing pertama di dunia,
pasalnya Orator, c. 100 SM, patung
perunggu Etrusco-Romawi yang menggambarkan Aule Metele (bahasa Latin: Aulus
Metellus), seorang pria Etruria yang mengenakan toga Romawi saat melakukan
retorika Patung tersebut memiliki prasasti dalam alfabet Etruscan Meskipun ada
bukti pelatihan ujaran publik di Mesir kuno, potongan pertama yang diketahui pada pidato,
ditulis lebih dari 2.000 tahun yang lalu, berasal dari Yunani kuno. Karya ini menguraikan
prinsip-prinsip yang diambil dari praktik dan pengalaman orator Yunani kuno.
Aristoteles adalah salah satu guru orator yang tercatat pertama yang
menggunakan peraturan dan model definitif. Penekanannya pada oratorium
menyebabkan orasi menjadi bagian penting dari pendidikan seni liberal selama
Abad Pertengahan dan Renaisans. Karya kuno klasik yang ditulis oleh orang-orang
Yunani kuno menangkap cara mereka mengajar dan mengembangkan seni berbicara di
depan umum ribuan tahun yang lalu. Sumber
wikipedia.
Di Yunani
klasik dan Roma, retorika adalah komponen utama komposisi dan penyampaian
pidato, yang keduanya merupakan keterampilan kritis bagi warga negara untuk
digunakan dalam kehidupan publik dan pribadi. Di Yunani kuno, warga berbicara
atas nama mereka sendiri daripada memiliki profesional, seperti pengacara
modern, berbicara untuk mereka. Setiap warga negara yang ingin sukses di
pengadilan, dalam dunia politik atau dalam kehidupan sosial harus belajar
teknik berbicara di depan umum. Alat retoris pertama kali diajarkan oleh
sekelompok guru retorika yang disebut Sophist yang terkenal karena mengajarkan
cara membayar siswa bagaimana berbicara secara efektif dengan menggunakan
metode yang mereka kembangkan.
Dapat kita
simpulkan bahwa saat simpulkan bahwa komponenya adalah sebuah retorika yang
artinya seni manipulasi dan persuasif dalam berbicara atau argumen.
Nah saya
akan jelaskan “shophist” di sini berarti seseorang yang menganggap dirinya benar dan ingin di dengar oleh orang lain
pada saat zaman itu di sebut shophist. Menurut buku yang berjudul Dunia Shophist.
1.
Public Speaking
Ketika akan
memulai berbicara di depan umum, baik sebagai MC, Presenter atau apa saja yang
menuntut kita berbicara di depan umum, kita biasanya berpikir “Apakah aku harus
menggebu-gebu atau pelan-pelan?” “Dimanakah aku harus berdiri?” “Bagaimanakah
gerakan yang harus aku lakukan?” “Harus cepat atau pelankah aku akan
berbicara?” “Bagaimana kalau aku berbuat
kesalahan?” “Kapan aku harus berhenti?”
dan lain sebagainya. Pertanyaan ini
muncul biasanya dari ketidakpercayaan diri. Kepercayaan diri dalam berbicara di
depan umum memang tergantung dari kebiasaan. Meskipun demikian, mengetahui
bagaimana kita menampilkan diri akan membantu
kita memperoleh kepercayaan diri.
Berbicara di
depan umum menuntut pembicara menampilkan dirinya dengan baik karena pada
kesempatan itulah dirinya menjadi pusat perhatian. Pertanyaan yang kemudian
muncul adalah: Bagaimanakah penampilan yang baik itu?
Penampilan
yang baik dalam presentasi, berpidato, atau memimpin acara adalah penampilan
yang dapat membuat hadirin dapat menangkap pikiran-pikiran yang dikemukakan
pembicara dengan jelas, menarik dan tidak “mengganggu” hadirin dalam memahami
apa yang disampaikan pembicara. Seandainya
pembicara bergumam, tidak berdiri dengan tenang, melihat ke luar jendela, atau
berbicara monoton, maka pastilah apa yang ingin disampaikan pembicara sulit
ditangkap hadirin. Hadirin juga akan sulit menangkap misi yang disampaikan jika
penyampaiannya terlalu berlebih-lebihan baik dengan gerakan-gerakan dan suara
yang sangat dramatis.
Sebagaian
besar hadirin akan lebih menyukai penyampaian yang mengkombinasikan antara
unsur-unsur penyampaian yang formal dan yang biasa dilakukan dalam
bercakap-cakap, yaitu langsung, spontan, dan antusias.
Ada baiknya
kalian menemukan karakter anda pada saat public speking karena ini akan mejual
diri anda sehingga orang akan tau siapa yang berbicara dengan hanya mendengar
suaranya tanpa harus melihat.
1.
Metode
Metode
Penyampaian
Metode
penyampaian merupakan faktor yang penting dalam presentasi, pidato, atau
pembawa acara. Ada empat cara penyampaian yaitu:
· berbicara dengan membaca naskah
· berbicara berdasar hafalan teks yang
disiapkan
· berbicara tanpa persiapan
· berbicara dengan catatan pokok
pembicaraan
Berbicara dengan membaca naskah, biasanya dilakukan pada
upacara-upcara yang sangat resmi atau karena waktu yang sangat berharga. Dengan demikian ketepatan dari kata per kata
menjadi kunci utama. Meskipun demikian, cara penyampaian haruslah diusahakan
wajar seperti percakapan biasa. Karena sifatnya yang resmi seorang MC,
misalnya, membaca dari teks yang sudah disiapkan. Makin resmi suatu acara, maka
makin besar tuntutan seorang MC untuk ketepatan berbicaranya.
Berbicara berdasar hafalan tidak banyak dilakukan orang lagi.
Dalam memakai metode ini speaker harus betul-betul hafal dan harus nampak wajar
seperti berkomunikasi.
Berbicara
dengan tanpa persiapan biasanya dilakukan dalam pertemuan bisnis, menjawab
pertanyaan, dll. Kelemahan metode ini adalah dalam masalah strukturnya, karena
mengorganisasi apa yang diucapkan dalam waktu yang mendesak memang cukup sulit.
Berbicara dengan catatan kecil, outline, atau pokok-pokok
pembicaraan saja, memberikan kondisi yang komunikatif. Memang terlihat sulit
tetapi metode ini adalah metode yang paling mudah dalam menciptakan output yang
baik karena metode ini memungkinkan kita mengorganisasikan pikiran kita,
menciptakan suasana yang lebih formal, dapat beradaptasi dengan keadaan, tidak
kaku.
1.
Ekspresi Suara
Setiap orang
mempunyai karakter suara yang berbeda-beda dan masing-masing memberi
keunikannya sendiri-sendiri. Meskipun pembicara memberikan ciri-ciri khasnya
ada kriteria umum yang disukai orang dan menarik. Jadi dapat
dikatakan bahwa salah satu aspek dari keberhasilan berbicara di depan umum
adalah suara kita. Ekspresi suara harus diperhatikan oleh pembicara
adalah:
Volume. Pada masa sekarang ini loud speaker
sangat membantu penampilan suara kita sehingga kita tidak terlalu sulit
menyesuaikan suara kita.
Intonasi. Mengutarakan apa yang ada dalam
pikiran kita tidaklah hanya memperhatikan kata-kata yang meluncur dari mulut
kita saja. Intonasi adalah faktor yang sangat penting dalam menjalin komunikasi
dengan hadirin. Dari intonasilah pembicara akan nampak kaku, tidak percaya
diri, sombong, malas, seperti anak-anak, senang, bosan, dinamis, menyenangkan
dsb.
Ritme
atau tempo bicara.
Kecepatan berbicara seseorang merupakan hal yang penting dalam berpidato. Agar
efektif, pembicara haruslah menyesuaikan ritme berbicaranya dengan hadirin,
suasana yang ingin diciptakan, dan kata-kata yang ingin ditekankan, dan materi
yang disampaikan.
Pause. Meskipun pause atau
berhenti ketika berbicara tidak nampak penting, tetapi faktor ini yang dapat
memberikan kesan mampu dan tidaknya seseorang berbicara. Tidak ada
orang yang berbicara tanpa berhenti, seseorang pasti berhenti tetapi yang
menjadi masalah adalah pembicara haruslah tahu kapan dia dapat berhenti. Yang
penting diingat adalah mengusahakan menghilangkan filler ketika
berhenti. Meskipun yang tersulit dalam public speaking adalah
menghilangkan filler tetapi jika terus berlatih filler tersebut akan hilang.
Artikulasi. Artikulasi sangat dipengaruhi oleh
budaya suatu daerah. Artikulasi dalam berpidato atau presentasi tidaklah
seketat artikulasi dalam ke-MC-an. Meskipun demikian, pembicara harus
memperhatikan artikulasinya karena menunjukkan kejelasan dan kerapian
berbicara.
4.
Aspek Non-Verbal
(Ekspresi
Wajah dan Bahasa Tubuh)
“Men trust
their ears less than their eyes” kata ahli sejarah Yunani, Herodotus, kurang
lebih 2400 tahun yang lalu. Disini dapat berarti bahwa seandainya gerak-gerik
tubuh tidak sesuai dengan apa yang dikatakan maka orang akan lebih percaya
bahasa tubuhnya daripada kata-katanya.
Kita sebagai
mahasiswa yang sering melakukan presentasi masih banyak yang nervers dan secara
tidak sadar kita menunjukan itu secara non verbal.
Penampilan
non-verbal ditunjukkan dengan penampilan:
1. Penampilan Busana,
Yang termasuk
aksesoris, sepatu, rambut. Aspek non verbal ini dan dapat disebut dengan
“bahasa’ artifactual. Meskipun sifatnya semu dan seolah-olah bukan merupakan
bagian dari diri pembicara, tetapi pengaruh terhadap hadirin begitu besar. Yang
paling penting dalam masalah berbusana ini, kita tahu kapan dan dalam
kesempatan apa kita berbicara karena busana selalu harus menyesuaikan
kesempatannya, waktu, hadirin, dan kesan yang ingin kita dapatkan dengan busana
tersebut.
Dalam
berbusana, seseorang haruslah tahu prinsip berbusana untuk berbicara di depan
umum adalah menganalisa situasi dan mencocokan pakaian dengan seituasinya. Dalam meraih kesan tersebut orang haruslah
nampak: (1) percaya diri; (2) enak atau nyaman; (3) terkendali (kita memakai
busana bukan busana memakai kita).
Dari ketiga
prinsip tersebut dapat kita simpulkan bahwa penampilan busana kita haruslah
dapat memperjelas apa yang hendak disampaikan dan bukan sebaliknya membuat
bingung hadirin.
2. Gerakan Tubuh dan Tangan.
Gerakan
tubuh dan tangan haruslah dapat membuat hadirin lebih jelas menangkap maksud si
pembicara. Pembicara melakukan gerakan penekanan hanyalah semata-mata untuk
memperjelas apa yang dikatakannya. Dengan demikian gerakan yang terlalu
berlebihan akan sangat mengganggu penampilannya. Sebaliknya, gerakan yang
monoton atau tidak ada gerakan sama sekali akan membuat hadirin mengantuk.
Perasaan
nervous sering mendorong seseorang menggerakkan tubuh dan wajahnya secara tidak
wajar. Perasaan ini mendorong orang kadang terlihat overacting dan sebaliknya
terlihat minder. Gerakan tubuh dan tangan haruslah nampak anggun, wajar dan
spontan, serta dapat membantu memperjelas dan menekankan ide yang ingin
disampaikan serta sesuai dengan hadirin.
3. Kontak Mata
Kira-kira
75% dari komuniksi non verbal dilakukan dengan wajah kita. Jika penting kita
belajar menggunakan otot-otot wajah kita untuk mengungkapkan apa yang kita
kehendaki dengan tepat. Bola mata memang tidak mengekspresikan emosi, tetapi
dengan memanipulasi bola mata dan wajah sekelilingnya, terutama kelompok mata
atas dan alis, kita dapat menangkap pesan-pesan non verbal yang disampaikan.
Begitu pentingnya kontak mata, sehingga ada pepatah mengatakan bahwa mata
adalah “jendela jiwa kita’.
Cara yang
tercepat untuk menciptakan komunikasi dengan pendengar adalah lihatlah mata
mereka dengan bersahabat. Idealnya berbicara di depan publik 80% sampai 90%
dari waktu pembicaraan, haruslah melihat audience. Akan tetapi, tidaklah cukup
hanya dengan melihat saja, melainkan bagaimana cara memandang itupun sangat
penting. Pandangan yang kosong meskipun melihat mata lawan bicara, juga hampir
sama jeleknya dengan tidak melakukan kontak mata sama sekali. Demikian juga
pandangan mata yang dingin, kaku, dan sombong.
Mata harus
memancarkan rasa percaya diri, kesungguhan, jujur dan bersahabat. Mata harus
mengatakan “saya senang berbicara di depan anda; saya benar-benar jujur dengan
apa yang saya katakan dan saya ingin andapun demikian”.
4.
Analisa audience
Anlisa
audience sangat menentukan keberhasilan dalam Public Speaking, disini kita akan
menentukan aspek yang akan kita gunakan agar audience mampu merima informasi
dengan sangat baik. Yang perlu diperhatikan adalah aspek busana, bahsa,
penekan, ekspresi.
Posting Komentar untuk "TUGAS PUBLIC SPEAKING"