Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kota Ende, Tempat Pengasinga Soekarno Melahirkan Pancasila



Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, diasingkan Belanda sejak tahun 1934-1938 di Kota Ende, Kabupaten Ende, NTT.

Di Kota Ende, ia menetap di rumah sederhana yang terletak di jalan Perwira, Kelurahan Kotaraja, Ende Utara.

Hingga kini, rumah pengasingan Bung Karno itu tetap dijaga dan dirawat dengan baik.

Safrudin, penjaga rumah pengasingan Bung Karno sejak 2001 hingga sekarang, menceritakan, Presiden Soekarno diasingkan di Ende selama 4 tahun oleh kolonial Belanda.

Rumah Abdullah Amburawu ini berada di tengah perumahan penduduk biasa. Rumah sederhana ini terlihat asri dengan tanaman di sekitarnya. Di Tanah Timur Indonesia ini, Bapak Presiden Pertama Indonesia tinggal bersama istrinya Inggit Garnasih, anak angkatnya Ratna Djuami, dan mertuanya Ibu Amsi.

Pada bawah pohon sukun bercabang lima ini Soekarno merenungkan nilai-nilai luhur Pancasila. Sebagai pengingat, di dinding tanaman pohon sukun ini tertulis, 'Di kota ini kutemukan lima butir mutiara, di bawah pohon ini pula kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila'.

Meski begitu, pohon sukun ini bukanlah pohon yang asli. Pohon ini ditanam pada tahun 1981, menggantikan pohon asli yang tumbang di tahun 1960.

700 meter dari rumah pengasingannya, terdapat tempat perenungan Soekarno. Rutinitas Bung Karno setiap adalah duduk di bangku ini.

Bangku yang langsung menghadap ke lautan biru dengan suara deburan ombak dan semilir angin pantai yang menyejukkan. Tempat favorit Soekarno berada di bawah pohon sukun yang rindang. Di sinilah Sang Proklamator Indonesia merenungkan kelima butir Pancasila.

Menyimpan cerita bersejarah, taman ini dikenal sebagai Taman Renungan Pancasila. Patung yang ada di taman tersebut diibaratkan Soekarno yang tengah duduk merumuskan nilai-nilai Pancasila.

Menjadi saksi perjuangan, setelah Merdeka Soekarno bertemu Abdullah Ambuwaru dan meminta agar rumah tempat tinggalnya itu dijadikan museum. Bung Karno sendiri yang meresmikan rumah tersebut sebagai Situs Bung Karno pada tanggal 16 Mei 1954.

Sampai saat ini kondisi rumah ini masih terawat dengan baik. Di dalam rumah terdapat benda-benda peninggalan Bung Karno. Bagian belakang rumah, terdapat sumur. Kehidupan Soekarno selama pengasingan memang sederhana.

Sebagai pengingat generasi penerus bangsa, di halaman rumah pengasingan ini terdapat patung Bung Karno berdiri yang tegak. Rumah ini memang menjadi Benda Cagar Budaya yang dilindungi oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992.

Posting Komentar untuk "Kota Ende, Tempat Pengasinga Soekarno Melahirkan Pancasila"