Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah Cara Media Membohongi Anda Terkait Rumor Transfer Pemain

Rezaeka615.blogspot.com Jakarta – Para fans fanatik klub sepakbola di seluruh dunia pastinya selalu penasaran dengan kedatangan pemain atau pelatih yang baru pada saat musim transfer tiba. Hal ini dikarenakan adanya harapan baru bagi fans ketika klub kesayanganya di isi oleh skuat yang baru, meski tak jarang juga pemain atau pelatih baru malah membuat mereka jengkel dengan berbagai alasan.

Kendati demikian, momen seperti ini justru menjadi peluang untuk media agar menjadi yang tercepat dalam menginformasikan transfer pemain sepakbola. Mengingat begitu besarnya rasa ingin fans terkait berita tersebut.
Maka dari itu setiap kali musim transfer tiba, semua media pemberitaan sepakbola akan dipenuhi dengan berita transfer pemain dari mulai rumor sampai terbukti hingga drama yang terjadi akan selalu di sajikan di headline media pemberitaan sepakbola.
Namun anda sepatutnya harus berhati-hati menanggapi pemberitaan terkait rumor transfer pemain, jika tidak, anda hanya akan termakan dengan harapan-harapan yang belum tentu terjadi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “rumor” berarti gunjingan yang dapat menyebar dari mulut ke mulut. Sementara itu, menurut kamus Cambridge, “rumour” berarti cerita menarik yang tidak resmi, atau potongan berita yang mungkin saja benar atau mengada-ada, yang tersebar dengan cepat dari satu orang ke orang lain.
Intinya adalah rumor adalah cerita yang belum bisa diverifikasi kebenarannya. Ia mungkin saja fakta sebenarnya, tapi belum ada yang memastikan kebenaran akan fakta tersebut.
Jurnalis Paste Magazine, memberikan lima gelagat bagaimana media memberitakan tentang transfer. Tujuannya? Tentu saja agar Anda, pembaca yang budiman, dapat mengetahui mana transfer yang benar-benar akan terjadi, dan mana yang hanya isu belaka. Berikut kami sadurkan untuk Anda.

Periksa “tanda tanya” dalam judul berita
Berdasarkan “hukum Betterdige”, headline yang menggunakan tanda tanya dapat dijawab dengan kata “tidak”. Dari sini, Anda bisa mulai melakukan penyaringan terhadap berita-berita dusta.
Judul “Cristiano Ronaldo di Ambang Bergabung dengan Liverpool?”, jawabannya jelas: tidak. Kata “di ambang” digunakan sebagai ilusi untuk menggambarkan sesuatu yang mungkin akan segera terjadi.
Jika Ronaldo memang benar akan bermain di Liverpool, judul berita tersebut akan seperti ini “Cristiano Ronaldo di Ambang Bergabung dengan Liverpool.” Kalau ada tanda tanya di sana, tak perlu dibaca.
Apakah berita tersebut ada di Twitter?
Ya, saat ini twitter menjadi salah satu media untuk mencari tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sebuah rumor akan menjadi jelas kebenarannya jika seseorang yang berpengaruh berkicau di twitter.
Misalnya, wartawan yang memiliki reputasi yang dipercaya, yang mendengar informasi dari klub. Misalnya jurnalis The Times, Tony Barrett, yang terlebih dahulu berkicau soal hengkangnya Gerrard dari Liverpool.
Tentu saja, kalau berita itu berasal dari BBCSport , lebih baik Anda terus memindai di timeline.
Cek, apakah judulnya menyebut dengan jelas siapa pemain yang dimaksud.
Jika media hanya menyebutkan posisi, atau asal negara, berarti pemain yang direkrut tidaklah terlalu spesial dan mengejutkan. Misalnya, “Arsenal Close to Deal for Winger”.
Kita pasti berpikir, pemain sayap yang mana? Namun, tentu saja pemain sayap itu bukanlah Gareth Bale ataupun Cristiano Ronaldo, karena jika itu benar, media pasti akan heboh dan menggunakan kedua nama tersebut. Judul seperti ini biasanya mengejutkan, karena bisa saja Arsenal yang tengah dalam keadaan menjual pemain.
Apakah judul berita sesuai dengan kutipan?
Anda harus memeriksa akan hal ini, karena bisanya jawabannya adalah “tidak”. Misalnya, judul “Cristiano Ronaldo Merenungkan untuk Bermain di Amerika pada 2018?”. Ada dua kesalahan di sana, pertama penggunaan “tanda tanya”, dan kedua, judul tersebut sebenarnya berasal dari kutipan yang bukan bermaksud sebenarnya.
Skenario klasiknya adalah Ronaldo, atau agennya, ditanya kemungkinan dirinya bermain di suatu klub, dalam hal ini klub MLS. Ronaldo dan agennya mungkin saja tidak berani untuk mengatakan “tidak” karena hal itu dianggap tak sopan. Mereka pun mengeluarkan jawaban “basa basi”.
Pertanyaan seperti “Ronaldo, mungkinkah suatu saat nanti Anda bermain di MLS?” jawaban yang keluar pun mungkin, “ya, kenapa tidak?”. Sialnya, media akan menggunakan kutipan persetujuan tersebut sebagai judul yang menghebohkan.
Dalam contoh di atas, yang memberi pernyataan adalah sang super agen, Jorge Mendes. Pertanyaan “akan kemana Ronaldo setelah kontraknya berakhir pada 2018”, dijawab dengan, “Mungkin dia akan pergi ke Amerika Serikat. Hanya Tuhan yang tahu.”
Apakah berita tersebut menggunakan kata “dilaporkan”?
Sejumlah situs sepakbola menarik banyak pengunjung dengan mengulangi rumor transfer yang mereka, jurnalisnya, lihat di tempat lain. Namun, mereka tidak menuliskan sumber asli dari berita tersebut. Mereka hanya menuliskan “Dilaporkan bahwa…”. Hal paling penting untuk diingat bahwa kata “dilaporkan” dalam kalimat tersebut berarti “Dibaca di suatu tempat dari internet”.
Bagaimana, Anda sudah pernah merasa tertipu dengan rumor transfer sejenis.

1 komentar untuk "Inilah Cara Media Membohongi Anda Terkait Rumor Transfer Pemain"