Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dick Sudirman Tokoh Di Balik Sudirman Cup

 


Dick Sudirman seorang tokoh yang sangat berperan penting di bidang olahraga tanah air khususnya bulu tangkis. Dikutip dari Sejarah Bulutangkis Indonesia, Sudirman lahir di Pematang Siantar, 29 April 1922.


Sudirman sempat aktif sebagai pemain badminton dan rutin jadi juara ketika masa pendudukan Jepang. 


Ia kemudian membentuk P.B Bakti dan berlanjut menjadi Ketua Perbad (Persatoean Badminton Djakarta).


Setelah pensiun dari atlet, Ia kemudian menjadi Ketua PBSI, Ia menjabat selama 22 tahun, dari 1952 hingga 1963. Sempat berhenti namun ia kembali menjabat pada tahun1967 hingga 1981. 


Menggabungkan 2 Federasi Bulu Tangkis Dunia


Seperti dilansir dari laman BWF, pada bulan Februari tahun 1978, terjadi perpecahan di tubuh IBF dan membentuk kelompok dengan nama Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Hal ini membuat terbentuknya dua kubu yang berjalan secara bersamaan.


Oleh sebab itu, Dick Sudirman memprakarsai ide untuk membuat pertemuan pada kedua badan bulu tangkis dunia tersebut di Bandung pada 28 Mei 1979. Kemudian mengusulkan agar kedua kubu tersebut menjadi satu badan organisasi.


Sudirman, bersama Suharso Suhandinata, menjadi sosok vital yang membuat dua federasi bulu tangkis dunia, International Badminton Federation (IBF) dan World Badminton Federation (WBF) bersatu pada 1981. Proses lobi-lobi persatuan dua federasi ini sudah berlangsung sejak 1979.


Terpecahnya federasi badminton dunia menjadi dua tak lepas dari urusan politik beberapa negara yang kemudian merembet ke olahraga.


Perseteruan sudah terjadi pada dekade 70-an seiring keinginan China masuk menjadi anggota IBF. Namun China meminta Taiwan dikeluarkan.


China sendiri berhasil masuk Asia Badminton Confederation (ABC) dan sukses mengeluarkan Taiwan sebagai anggota.


Ketegangan terlihat saat Kejuaraan Invitasi Asia di gelar tahun 1976 berbarengan dengan All England. Indonesia punya posisi istimewa karena bisa ikut Kejuaraan Invitasi Asia tanpa mengorbankan keikutsertaan di All England seperti negara-negara Asia lainnya. Indonesia membagi dua kekuatan yang dikirim saat itu.


Dalam sidang darurat di London 1977, usul pencoretan Taiwan sebagai anggota kembali dibahas. Mayoritas anggota IBF kembali menolak. Sehari setelah penolakan IBF, muncul deklarasi WBF sebagai organisasi tandingan.


Pada 1981, WBF dan IBF akhirnya melebur jadi satu di bawah bendera IBF.


Sudirman sempat ditawari jadi Ketua IBF pada 1981 namun hal itu ditolak lantaran tujuan utama dirinya aktif hanyalah demi bulu tangkis, bukan posisi dan jabatan.


Sudirman menjabat posisi sebagai Ketua PBSI pada 1952-1963 dan berlanjut pada 1967-1981. Sudirman juga jadi Wakil Ketua IBF pada 1975-1983.


Dua tahun kemudian tepatnya 1986 Sudirman meninggal dunia. Suharso Suhandinata yang merupakan rekan dekat Sudirman lalu berupaya mengabadikan nama Sudirman sebagai nama kejuaraan beregu campuran.


Suharso, dikutip dari Buku Sejarah Bulutangkis Indonesia, mengirim surat pribadi kepada Ketua dan Anggota IBF disertai poin-poin kuat tentang jasa Sudirman di dunia badminton.


Baca juga: Belajar Dari Pengalaman Mesut Ozil


Dua wakil Indonesia di Anggota Dewan IBF, yaitu Justian Suhandinata dan Titus Kurniadi juga ditugaskan untuk memperjuangkan proposal Piala Sudirman dalam sidang IBF.


Suharso langsung bertemu Presiden IBF, Ian Palmer untuk memastikan hal tersebut. Suharso menyinggung soal penamaan Piala Thomas dan Piala Uber yang sudah menggunakan dua tokoh asal Eropa yaitu Sir George Alan Thomas dan Betty Uber.


"Dua piala itu dari Eropa kan? Jikalau dari Eropa lagi, berarti Eropa mau menguasai piala-piala yang dipertandingkan terus-menerus. Akibatnya akan timbul ketidakpuasan dari negara-negara lain, terutama kawasan Asia yang begitu kuat bulutangkisnya," dikutip dari CNN Indonesia. 


"Dan saya akan sangat kecewa apabila terjadi lagi perpecahan seperti dulu IBF-WBF. Saya ingin bertanya, kalau ada piala lagi, harus darimana?" tanya Suharso.


"Harus dari Asia," tutur Ian Palmer.


"Atas nama siapa?" tanya Suharso.


"Sudirman," ucap Palmer.


Suharso lalu kembali menekankan pernyataan Palmer.


"Ada suara dari anggota IBF Eropa bahwa Eropa akan mengajukan kembali orang Eropa. Bagaimana ini Ian?"


"Hal itu serahkan kepada saya. Sebagai presiden, saya berhak menentukan keputusan akhir," tutur Palmer menjawab.


Akhinya nama 'Sudirman' terpilih, sebagai bentuk penghargaan atas jasanya bagi perbulutangkisan dunia, namanya kini tersemat dalam kejuaraan beregu campuran yang dipertandingkan dua tahun sekali. 


Tahun 1989 kejuaraan yang bernama 'Sudirman Cup' selenggarakan untuk pertama kalinya. Pada saat itu Indonesia menjadi tuan rumah tepatnya di Istora Senayan Jakarta. Tim beregu Indonesia pada saat itu menjadi juara setelah mengalahkan tim beregu Korea Selatan di partai final. 

Posting Komentar untuk "Dick Sudirman Tokoh Di Balik Sudirman Cup"